Haruskan Takut Dengan Virus Corona? Begini Menurut Pandangan Islam

virus corona menurut pandangan islam - muslimidia

MUSLIMIDIA.COM - Wabah Penyakit Seperti Virus Corona Dalam Pandangan Menurut Islam.

Fenomena wabah virus corona covid-19 saat ini mendatangkan gejolak bagi seluruh manusia didunia.

Tak terkecuali kita sebagai muslim merasakan dampak gejolak virus corona ini.

Banyak hal tak terduga yang terjadi seperti penerapan aturan lock down, social distance dll yang diberlakukan oleh pemerintah.

Bahkan untuk melakukan ibadah sholat berjamaah di masjid pun untuk sementara waktu dilarang oleh pemerintah.

Hal ini tentu menimbulkan pro dan kontra pada ummat muslim, dimana ibadah sholat berjamaah dimasjid adalah hal yg sangat utama bagi ummat muslim.

Para ulama pun mengeluarkan berbagai fatwa dengan menghimbau untuk tidak berkumpul terkait dengan kejadian ini.

Ada yang menerima dan menjalankan fatwa para ulama, namun adapula sebagian kita yang seakan-akan menolak fatwa tersebut.

Banyak orang yang berfikir bahwa mereka aman dari virus corona jika mereka sedang melaksanakan ibadah atau sedang mendekatkan diri dengan Allah.

Hal ini mungkin didasarkan karena mereka akan terhindar dari wabah ini karena mereka merasa dekat dengan Allah.

Lalu bagaimana kita harus menyikapi virus yang sedang gencar-gencar diperbincangkan ini?

Kita akan mengulas sedikit tentang kisah para Nabi, Rasul, dan sahabat dalam menghadapi wabah penyakit.

Kisah dari para nabi dan sahabat ini dapat dijadikan pedoman dan sebagai pandangan kita ummat muslim bagaimana menyikapi sebuah kejadian seperti wabah virus corona ini dalam pandangan menurut islam.

Kisah Nabi dan Sahabat Dalam Menghadapi Mara Bahaya

Rasulullah SAW adalah manusia yang paling dekat dengan Allah, bersembunyi di Gua Tsur dari kejaran Kafir Quraisy.

Bukan karena dia takut atau pengecut, akan tetapi dia harus tetap hidup karena risalah agama ini harus sampai ke generasi berikutnya.

Nabi Musa Alaihi Salam adalah salah satu Ulul Azmi, salah satu manusia yang paling dicintai oleh Allah Subhanawataala berlari menyeberangi laut mati menghindari kejaran Firaun. Bukan karena dia takut atau pengecut tapi Agama ini tidak menginginkan umatnya mati konyol.

Nabi Ibrahim Alaihi Salam adalah manusia kedua yang paling dicintai oleh Allah Subhana waataala pun pernah berlari dari kejaran Namrudz.

Bukan karena dia takut atau pengecut tapi agama ini kadang harus mengalah untuk menang.

Khalifah Umar Radhiyallahu Anhu adalah manusia yang dijamin masuk syurga juga pernah menghindari kampung yang terkena wabah (tha'un).

Bukan karena dia takut atau pengecut tapi beliau berpendapat bahwa berlarilah dari takdir buruk ke takdir yang baik.

Dari beberapa kutipan kisah diatas merupakan bentuk ikhtiar para nabi dan rasul serta sahabat saat menghadapi mara bahaya.

Lalu bagaimana kita sebagai muslim harus bersikap menghadapi wabah penyakit seperti virus corona ini?.

Sikap Muslim Dalam Menghadapi Virus Corona Covid-19

Wahai saudaraku seiman, para ulama telah mengeluarkan fatwa mengenai kejadian seperti virus corona seperti saat ini.

Dalam sebuah hadits dikatakan,

"Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya." (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

Para ulama menghimbau kita untuk mengikuti aturan pemerintah untuk tidak berkumpul dalam hal apapun untuk sementara waktu, tak terkecuali dalam melakukan ibadah seperti sholat berjamaah di masjid.

Kita adalah manusia biasa yang bukan Rasul, bukan Nabi, dan bukan pula manusia yang dijamin Syurga dengan angkuhnya bertindak seolah menantang wabah (tha'un) dengan berkata jika kita dekat dengan Allah maka wabah itu tidak akan mendekati kita.

Ketahuilah wahai saudara seimanku, jangan engkau jahil dengan ilmu yang kita miliki.

Sungguh para ulama telah melakukan diskusi panjang dengan keilmuan mereka dalam hal syariat untuk mengeluarkan sebuah fatwa.

Bukankah lebih baik menghindari Mudharat daripada mengambil Manfaat?.

Kita sebagai manusia yang percaya akan Allah SWT telah diperintahkan untuk bijak dalam menentukan sesuatu dengan cara menghindarinya apabila mudharat yang akan ditimbulkan akan besar.

Apa yang di putuskan Pemerintah ataupun MUI telah melalui proses pertimbangan tukar fikiran yang panjang yang tentunya segala keputusan yang diberikan merupakan hal terbaik dilakukan untuk saat ini.

InsyaAlloh yakin dan percaya para ulama dalam mengambil keputusan di hati kecilnya pasti menangis sama seperti kita.

Wallohua'lam.