MUSLIMIDIA.COM - Kisah Nabi Luth Lengkap.
Nabi Luth as merupakan anak saudara laki-laki dari Nabi ibrahim as.
Ayah Nabi Luth as bernama hasan bin tareh merupakan saudara sekandung dari Nabi Ibrahim.
Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Alquran, nabi Luth masih memiliki ikatan saudara dengan nabi Ibrahim.
Lebih tepatnya ia adalah keponakan dari nabi Ibrahim AS.
Saat berdakwah kepada kaumnya di kota Sodom, nabi Luth mendapatkan banyak tentangan.
Masyarakat di kota Sodom adalah masyarakat yang rendah moralnya dan rusak akhlaknya.
Masyarakat di kota Sodom adalah masyarakat yang rendah moralnya dan rusak akhlaknya.
Masyarakat Sodom tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab.
Dengan alasan itulah nabi Luth di utus oleh Allah SWT untuk meluruskan kelakuan serta akhlak umantnya itu.
Pada waktu itu, kaum Sodom setiap harinya melakukan hal-hal yang bertentangan dengan perintah Allah SWT.
Dengan alasan itulah nabi Luth di utus oleh Allah SWT untuk meluruskan kelakuan serta akhlak umantnya itu.
Pada waktu itu, kaum Sodom setiap harinya melakukan hal-hal yang bertentangan dengan perintah Allah SWT.
Dakwah Nabi Luth Kepada Kaum Sodom
Maksiat dan kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup mereka.
Pencurian dan perampasan harta milik merupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang.
Pencurian dan perampasan harta milik merupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang.
Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan suka sesama jenis di kalangan lelakinya dan di kalangan wanitanya.
Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu bermaharajalela di dalam masyarakat sehinggakan ianya merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sodom.
Seorang pendatang yang masuk ke Sodom tidak akan selamat dari diganggu oleh mereka.
Jika ia membawa barang-barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat.
Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu bermaharajalela di dalam masyarakat sehinggakan ianya merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sodom.
Seorang pendatang yang masuk ke Sodom tidak akan selamat dari diganggu oleh mereka.
Jika ia membawa barang-barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat.
Akan tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka ia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.
Kelakuan para masyarakat Sodom ini diabadikan di dalam Al-Qur'an:
"Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas". (QS. Ash-Shu`arā: 165-166).
Berkali-kali nabi Luth menyerukan kepada mereka untuk meninggalkan kebudayaan menyimpang mereka.
Namun karena sudah terlanjur hancur moral masyarakat disana merekapun tidak mau mendengar perkataan nabi Luth.
Hanya sebagian kecil saja yang mau mengikuti ajaran nabi Luth.
Demikianlah Nabi Luth melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya.
Ia tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau perorangan mengajak agar mereka beriman dan percaya kepada Allah dan menyembah-Nya.
Kelakuan para masyarakat Sodom ini diabadikan di dalam Al-Qur'an:
"Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas". (QS. Ash-Shu`arā: 165-166).
Berkali-kali nabi Luth menyerukan kepada mereka untuk meninggalkan kebudayaan menyimpang mereka.
Namun karena sudah terlanjur hancur moral masyarakat disana merekapun tidak mau mendengar perkataan nabi Luth.
Hanya sebagian kecil saja yang mau mengikuti ajaran nabi Luth.
Demikianlah Nabi Luth melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya.
Ia tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau perorangan mengajak agar mereka beriman dan percaya kepada Allah dan menyembah-Nya.
Diajaknya kaumnya untuk melakukan amal saleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar.
Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlak telah mendarah daging di dalam pergaulan sosial mereka dan pengaruh hawa nafsu serta bujukan setan sudah begitu kuat dan menguasai tindak-tanduk mereka.
Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlak telah mendarah daging di dalam pergaulan sosial mereka dan pengaruh hawa nafsu serta bujukan setan sudah begitu kuat dan menguasai tindak-tanduk mereka.
Dakwah dan ajakan Nabi Luth yang dilaksanakan dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tempat di dalam hati dan pikiran mereka dan berlalu begitu saja, masuk telinga kanan keluar telinga kiri.
Telinga-telinga mereka sudah menjadi tuli terhadap ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan pikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran-ajaran setan dan iblis.
Hingga pada suatu saat, kaumnya merasa kesal dengan nabi Luth yang selalu berdakwah dan mengingatkan mereka.
Mereka pun kemudian meminta nabi Luth untuk menghentikan dakwahnya dan mengusir ia beserta keluarganya dan pengikutnya untuk pergi dari kota Sodom.
Nabi Luth merasa bahwa berdakwah kepada mereka yang sudah runtuh akhlaq dan moralnya adalah perbuatan yang sia-sia.
Sehingga ia meminta kepada Allah SWT untuk dijatuhkan azab kepada para kaumnya itu.
Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah.
Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat yang menyamar sebagai manusia biasa.
Mereka adalah malaikat yang bertemu Nabi Ibrahim dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahukan kepada mereka bahwa mereka adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan azab kepada kaum Luth, penduduk kota Sadum (Sodom).
Dalam Al-Quran surat Adh-Dhariyat Allah SWT berfirman:
"Ibrahim bertanya: "Apakah urusanmu hai para utusan?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah, yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas". (QS. Adh-Dhāriyāt ayat 31-34).
Para malaikat itu sampai di Sodom dengan menyamar sebagai lelaki muda yang berparas tampan dan badan yang berotot, tegap dan sasa tubuhnya.
Telinga-telinga mereka sudah menjadi tuli terhadap ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan pikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran-ajaran setan dan iblis.
Hingga pada suatu saat, kaumnya merasa kesal dengan nabi Luth yang selalu berdakwah dan mengingatkan mereka.
Mereka pun kemudian meminta nabi Luth untuk menghentikan dakwahnya dan mengusir ia beserta keluarganya dan pengikutnya untuk pergi dari kota Sodom.
Nabi Luth Didatangi Malaikat
Sehingga ia meminta kepada Allah SWT untuk dijatuhkan azab kepada para kaumnya itu.
Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah.
Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat yang menyamar sebagai manusia biasa.
Mereka adalah malaikat yang bertemu Nabi Ibrahim dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahukan kepada mereka bahwa mereka adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan azab kepada kaum Luth, penduduk kota Sadum (Sodom).
Dalam Al-Quran surat Adh-Dhariyat Allah SWT berfirman:
"Ibrahim bertanya: "Apakah urusanmu hai para utusan?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah, yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas". (QS. Adh-Dhāriyāt ayat 31-34).
Para malaikat itu sampai di Sodom dengan menyamar sebagai lelaki muda yang berparas tampan dan badan yang berotot, tegap dan sasa tubuhnya.
Dalam perjalanan mereka hendak memasuki kota, mereka berselisih dengan seorang gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil dari sebuah perigi.
Lelaki muda (malaikat) bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka diterima di rumah sebagai tamu.
Lelaki muda (malaikat) bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka diterima di rumah sebagai tamu.
Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia beruding terlebih dahulu dengan keluarganya.
Maka ditngglkanlah para lelaki muda itu oleh lalu pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya (Luth).
Mendengar kabar berita anak perempuannya, Nabi Luth menjadi bingung, jawaban apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu.
Maka ditngglkanlah para lelaki muda itu oleh lalu pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya (Luth).
Mendengar kabar berita anak perempuannya, Nabi Luth menjadi bingung, jawaban apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu.
Namun menerima tamu yang berparas tampan dan kacak akan mengundang risiko gangguan kepadanya dan kepada tamu dari kaumnya yang tergila-gila untuk melakukan hubungan badan sejenis dengan anak muda yang mempunyai tubuh bagus dan paras wajah elok.
Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggung jawab terhadap keselamatan tamunya.
Padahal ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.
Nabi Luth memutuskan untuk menerima lelaki-lelaki muda itu sebagai tetamu di rumahnya.
Nabi Luth hanya pasrah kepada Allah dan berlindung sekiranya terdapat segala rintangan yang akan datang.
Padahal ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.
Nabi Luth memutuskan untuk menerima lelaki-lelaki muda itu sebagai tetamu di rumahnya.
Nabi Luth hanya pasrah kepada Allah dan berlindung sekiranya terdapat segala rintangan yang akan datang.
Lalu pergilah ia sendiri menjemput tamu yang sedang menanti di pinggir kota dan diajaklah mereka bersama-sama ke rumah.
Ketika itu, kota Sodom sudah diliputi kegelapan dan manusianya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.
Nabi Luth telah pun berpesan kepada isteri dan kedua puterinya agar merahasiakan kedatangan anak-anak lelaki muda itu. Jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya.
Namun, isteri Nabi Luth membocorkan berita kedatangan tamu Luth kepada mereka. Berita kedatangan tamu Luth tersebar kerana isteri Nabi Luth.
Berita kedatangan tamu Luth tersebar karena isteri Nabi Luth. Datanglah beramai-ramai lelak-lelaki Sodom ke rumah Nabi Luth, berhajat untuk memuaskan nafsu mereka, setelah lama tidak mendapat anak muda.
Ketika itu, kota Sodom sudah diliputi kegelapan dan manusianya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.
Nabi Luth telah pun berpesan kepada isteri dan kedua puterinya agar merahasiakan kedatangan anak-anak lelaki muda itu. Jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya.
Namun, isteri Nabi Luth membocorkan berita kedatangan tamu Luth kepada mereka. Berita kedatangan tamu Luth tersebar kerana isteri Nabi Luth.
Berita kedatangan tamu Luth tersebar karena isteri Nabi Luth. Datanglah beramai-ramai lelak-lelaki Sodom ke rumah Nabi Luth, berhajat untuk memuaskan nafsu mereka, setelah lama tidak mendapat anak muda.
Berteriaklah mereka memanggil Luth untuk lepas anak-anak muda itu, agar diberi kepada mereka untuk memuaskan nafsu.
Dengar teriakan mereka, Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka kembali ke rumah masing-masing dan jangan menggunggu tamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan.
Dengar teriakan mereka, Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka kembali ke rumah masing-masing dan jangan menggunggu tamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan.
Perbuatan mereka yang bertentangan dengan fitrah manusia dan kodrat alam di mana Allah telah menciptakan manusia berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai mahluk yang termulia di atas bumi.
Nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab dan siksaan Allah.
Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tidak dihiraukan dan dipedulikan, mereka bahkan mendesak akan mendobrak pintu rumahnya dengan paksa dan kekerasan jika pintu tidak di buka dengan sukarela.
Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tidak dihiraukan dan dipedulikan, mereka bahkan mendesak akan mendobrak pintu rumahnya dengan paksa dan kekerasan jika pintu tidak di buka dengan sukarela.
Merasa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang lelaki kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:
"Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam. Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka, tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mereka yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap tamu di rumahku sendiri."
Mendengar keluh-resah Nabi Luth, lantas anak-anak muda itu memberitahu hal yang sebenar, mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang diutus oleh Allah untuk menurunkan azab dan siksa atas rakyatnya karena segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.
Para utusan (malaikat) berkata:
Para utusan (malaikat) berkata:
"Hai Luth sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-sekali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu." (QS. Hud: 81).
Malaikat-malaikat itu menyuruh Nabi Luth membuka pintu rumahnya seluas mungkin agar dapat memberi kesempatan bagi orang-orang yang hauskan dengan lelaki itu masuk.
Namun malangnya apabila pintu dibuka dan para penyerbu memijakkan kaki untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu.
Malaikat-malaikat tadi telah membutakan mata mereka. Lalu, diusap-usap dan digosok-gosok mata mereka, ternyata mereka sudah menjadi buta.
"Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal." (QS. al-Qamar: 37-38).
Para tamu atau malaikat itu berseru dan meminta agar Nabi Luth as meninggalkan perkampungan itu bersama keluarga yang ia sayangin, karena azab dari Allah swt telah tiba waktunya untuk ditimpukkan.
"Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal." (QS. al-Qamar: 37-38).
Turunnya Azab Allah Kepada Kaum Sodom
Nabi Luth as dan keluarganya diberi pesan oleh malaikat dalam perjalan keluar dari Sodom tidak menengok ke belakang.
"Pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kalian yang tertinggal, kecuali istrimu Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka adalah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?" (QS. Hud: 81).
Nabi Luth keluar dari rumahnya selepas tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.
Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tega meninggalkan kaumnya.
Ia berada di belakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-hentinya menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri.
Dan tibalah waktu Subuh. Kemudian datanglah azab Allah SWT.
"Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang lalim. " (QS. Hud: 82-83).
Sewaktu fajar menyingsing, mulailah bergergetar dengan dahsyat bumi di bawah kaki masyarakat sodom, begitu juga dengan istri Nabi Luth as yang munafik itu.
"Pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kalian yang tertinggal, kecuali istrimu Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka adalah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?" (QS. Hud: 81).
Nabi Luth keluar dari rumahnya selepas tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.
Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tega meninggalkan kaumnya.
Ia berada di belakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-hentinya menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri.
Dan tibalah waktu Subuh. Kemudian datanglah azab Allah SWT.
"Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang lalim. " (QS. Hud: 82-83).
Sewaktu fajar menyingsing, mulailah bergergetar dengan dahsyat bumi di bawah kaki masyarakat sodom, begitu juga dengan istri Nabi Luth as yang munafik itu.
Gentaran itu lebih hebat dan kuat dari pada gempa bumi dan juga diiringi dengan angin kencang serta hujan batu yang membumi hanguskan kota sodom dan seluruh penghuninya yang melampaui batas itu.
"...dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya (yang beriman) kecuali istrinya (istri Nabi Luth); dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan), dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu." (QS. Al-A’raaf ayat 80-84).
Itulah azab yang sepantasnya ditimpakan kepada orang-orang yang sesat, yang sudah diperingatkan oleh Nabi utusan Allah yang maha mengetahui, namun mereka tetap tidak mau mendengarkan.
"...dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya (yang beriman) kecuali istrinya (istri Nabi Luth); dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan), dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu." (QS. Al-A’raaf ayat 80-84).
Itulah azab yang sepantasnya ditimpakan kepada orang-orang yang sesat, yang sudah diperingatkan oleh Nabi utusan Allah yang maha mengetahui, namun mereka tetap tidak mau mendengarkan.
Semoga kita dan masyarakat kita terlindung dari kemaksiatan, sehingga tidak ditimpa azab yang begitu pedih seperti pada cerita Nabi Luth as di atas. Aamiin.